Pages

Senin, 25 Februari 2013

Kasus Pengaturan Skor di Eropa Libatkan Liverpool


Otak kejahatan diketahui bermarkas di Singapura.
Kabar mengenai pengaturan skor terbesar di Eropa yang melibatkan hampir 400 partai di seluruh Eropa belakangan menjadi headline media karena pertandingan-pertandingan di penyisihan piala Eropa, piala dunia, liga Champions dan beberapa big match di Eropa dikabarkan termasuk pertandingan yang hasilnya telah diatur.
Salah satu yang paling mengejutkan adalah partai yang melibatkan Liverpool. Harian Denmark, Ekstra Bladetmengabarkan bahwa pertandingan antara Liverpool dan Debrecen yang digelar di Anfield pada 16 September 2009 merupakan satu dari sekian banyak partai yang hasilnya telah diatur.
Namun Liverpool disebutkan tak terlibat dalam hal ini. Adalah penjaga gawang Debrecen asal Montenegro, Vukasin Polesic, yang disebut-sebut menerima suap untuk membiarkan Liverpool mencetak tiga gol. Namun Polesic tak berhasil menjalankan tugasnya dengan baik karena Liverpool hanya berhasil mencetak satu gol –itupun setelah Polesic menepis bola tendangan Fernando Torres tepat ke penguasaan Dirk Kuyt.
Juru bicara Anfield telah menegaskan bahwa Liverpool tidak terlibat dan tidak ada pihak Interpol yang datang untuk melakukan penyidikan: “Kami tidak melakukan kontak apapun dengan siapapun dari Europol. Tidak ada hal seperti itu.”
Pada pertandingan lain di grup yang sama, Polesic membiarkan Fiorentina memenangi pertandingan melawan Denrecen dengan skor 4-3. Pada 2010, Polesic dan rekannya, bek Hungaria Meszaros Norbert dijatuhi hukuman dua tahun larangan bertanding karena dianggap menolak bekerja sama dalam investigasi mengenai pengaturan skor.
Otak dari jaringan kriminal yang mengatur banyak skor pertandingan sepakbola di seluruh Eropa ini belakangan diketahui adalah kartel judi yang berbasis di Singapura. Kartel judi ini bekerja sama dengan banyak jaringan kriminal di seluruh eropa untuk melancarkan aksinya yang berhasil memberikan mereka keuntungan sebesar 8 juta euro.
Europol sejauh ini belum merilis data-data mengenai partai-partai diketahui telah diatur dengan alasan “masih dalam investigasi” namun mereka memberikan pengeceualian pada kasus Liverpool karena kasus ini telah menjadi pemberitaan media dan Europol merasa perlu memberikan konfirmasi.
Bagaimanapun, melalui penyadapan percakapan lewat pesan singkat, surat elektronik, dan pembicaraan di telepon, Europol telah berhasil membongkar kasus ini lebih dalam dan menangkap beberapa nama yang terlibat.
Seorang warga negara Singapura, Wilson Raj Perumal, adalah salah satu nama yang telah berhasil ditangkap oleh Europol atas dasar tuduhan pengaturan skor di Finlandia dan Hungaria. Nama lain yang telah dinyatakan bersalah oleh Europol adalah Ante Sapina, warga negara Kroasia yang diketahui telah mengatur lebih dari 20 pertandingan di seluruh Eropa.
Europol dengan bangga mengumumkan keberhasilan investigasi mereka lewat direkturnya, Rob Wainwright: “Ini merupakan kegiatan dari sindikat kriminl terorganisir yang berbasis di Asia dan beroperasi dengan jaringan di seluruhh Eropa. Kami telah membongkar jaringan kriminal yang besar.”
Turki disebut-sebut merupakan negara dengan skandal pengaturan skor terbanyak dengan 79 kasus, diikuti oleh Jerman (70), Swiss (41), Finlandia (32), Hungaria (20), dan Belgia (19). Itu baru beberapa nama dari 40 negara yang dicurigai. Uniknya, Inggris dikabarkan aman dari jaringan pengaturan skor ini. Namun Wainwright tak mau berspekulasi dengan menyebutkan bahwa Inggris benar-benar bersih dantak ada satu individu Inggris pun yang terlibat mengingat pengaturan skor juga terjadi di jenjang antar negara.
“Akan sangat naif jika berfikir bahwa konspirasi kriminal ini tidak melibatkan pertandingan di Inggris dan seluruh persepakbolaan Eropa. Ini adalah pertama kalinya kami berhasil memberikan bukti bahwa jaringan kriminal terorganisir beroperasi di dunia sepakbola.”
Pihak FA dan UEFA sebagai otoritas sepakbola Inggris Raya dan Eropa sendiri malah mengakui bahwa mereka tidak tahu menahu mengenai skandal besar ini karena investigasi Europol sama sekali tak melibatkan keduanya. Wainwright sendiri telah berjanji bahwa pihaknya akan terus melakukan investigasi lebih lanjut dan ketika hasilnya telah dipastikan, mereka akan menyerahkan nama-nama ofisial dan pemain yang terlibat untuk dihukum oleh asosiasi yang berwenang atas mereka.
Jika benar apa yang disebutkan oleh Europol bahwa hasil yang sekarang telah didapat hanyalah “sebagian kecil dari apa yang sebenarnya terjadi”, maka kita semua hanya dapat menunggu kelanjutan investigasi Europol untuk gambaran yang lebih jelas mengenai skandal besar ini.

0 komentar:

Posting Komentar