Pages

Jumat, 01 Maret 2013

Kecerdasan Majemuk


Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

1.      Kecerdasan Verbal (Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.

2.      Kecerdasan Logika/Matematika
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika.
Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh2 yang terkenal antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.

3.      Kecerdasan Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual.
Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer, desainer, arsitek.
Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.

4.      Kecerdasan Tubuh/Kinestetik
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas2 seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.
Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), Susi Susanti. Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler seperti menari, bermain teater, pantomim.

5.      Kecerdasan Musical/Ritmik
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.
Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh2 yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.

6.      Kecerdasan Interpersonal
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas2 ditempat kerja seperti negosiasi dan menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi.
Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.

7.      Kecerdasan Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan.
Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh2 sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.

8.      Kecerdasan Spiritual
Bentuk kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah kombinasi dan kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan sebuah komponen “nilai” yang ditambahkan padanya.
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan rohaniah, yang menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada bagian yang paling dalam diri kita.


TINGKATAN KECERDASAN

1.IQ (Inteligent Quotient)
2.EQ (Emotional Quotient)
3.SQ (Spiritual Question)
4.CQ (Creativity Quotient)
5.AQ (Adversity Quotient)

1. IQ (Intelligent Quotient)
adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara logis
Frustasi dan kegagalan dalam bekerja dapat berkurang jika pelaku profesi mencari informasi dangan berbagai cara/strategi bekerja, dengan berbagai alternative, banyak pikiran untuk keberhasilan dalam berkarya
Situasi yang kondusif untuk bekerja bisa diciptakan melalui pemberian motivasi atau menumbuhkan motivasi diri sendiri dengan konsep bekerja yang berfokus pada kelebihan-kelebihan yang dimiliki setiap individu.

2. EQ (Emotional Quotient)
adalah letupan perasaan seseorang yang dapat diartikan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,perasaan orang lain dan juga kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi, serta kemampuan untuk bertanggung jawab atas kemampuasn sendiri
Prilaku Cerdas Emosi yaitu :
1. Menghargai emosi negatif orang lain
2. Sabar menghadapi emosi negatif orang lain
3. Sadar dan menghargai emosi diri sendiri
4. Emosi negatif untuk membina hubungan
5. Peka terhadap emosi orang lain

3. SQ (Spiritual Quotient)
Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri
Kecerdasan spiritual adalah sumber yang ilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu
Ciri-ciri SQ tinggi :
1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat
2. Mampu melihat kesatuan dalam keaneragaman
3. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan
4. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
5. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan
3 prinsip utama bagi orang yang memili Spiritual yang tinggi :
1. Prinsip Kebenaran
2 Prinsip Keadilan
3. Prinsip Kebaikan

4. CQ (Creativity Quotient) 
adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan
penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua
bidang dalam usaha lainnya.
Kreativitas terdiri dari 2 unsur :
1. Kepasihan (kemampuan menghasilkan sejumlah gagasn dan ide prmecahan masalah dengan lancar).
2. Keluwesan (Kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah )
Hambatan untuk menjadi kreatif :
Kebiasaan, waktu, dibanjiri masalah, tidak ada masalah, takut gagal, kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang, kegiatan mental yang sulit diarahkan, tahut bersenang-senang, kritik orang lain.
Beberapa cara untuk memunculkan gagasan kreatif :
1. Kuantitas gagasan.
2. Teknik brainstorming.
3. Sinektik.
4. Memfokuskan tujuan.

5. AQ (ADVERSITY QUOTIENT)
 
adalah kemampuan kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
AQ dapat dipandang sebagai ilmu yang menganalisis kegigihan manusia dalam menghadapi setiap tantangan sehari-harinya. Kebanyakan manusia tidak hanya belajar dari tantangan tetapi mereka bahkan meresponnya untuk memeroleh sesuatu yang lebih baik. Dalam dunia kerja, karyawan yang ber-AQ semakin tinggi dicirikan oleh semakin meningkatnya kapasitas, produktivitas, dan inovasinya dengan moral yang lebih tinggi. Sebagai ilmu maka AQ dapat ditelaah dari tiga sisi yakni dari teori, keterukuran, dan metode. Secara teori, AQ menjelaskan mengapa beberapa orang lebih ulet ketimbang yang lain. Dengan kata lain apa, mengapa dan bagaimana mereka berkembang dengan baik walaupun dalam keadaan yang serba sulit. Dalam konteks pengukuran, AQ bisa digunakan untuk menentukan atau menseleksi para pelamar dan juga untuk mengembangkan daya kegigihan karyawan. Sebagai metode, AQ dapat dikembangkan untuk meningkatkan kinerja, kesehatan, inovasi, akuntabilitas, focus, dan keefektifitasan karyawan.
Maka Adversity Quotient (AQ) adalah penentu kesuksesan seseorang untuk mencapai puncak pendakian. Secara naluri, dalam proses untuk melakukan pendakian akan dihadapkan pada berbagai hambatan, tantangan dan kesulitan. Semuanya ini tidak cukup diselesaikan dengan hanya bermodalkan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu dengan bantuan kecerdasan emosional. Maka AQ memperlihatkan bagaimana seseorang merespon kesulitan serta perubahan-perubahan yang dihadapinya.
Orang yang memiliki AQ tinggi tidak akan pernah takut dalam menghadapi berbagai tantangan dalam proses pendakiannya. Bahkan dia akan mampu untuk mengubah tantangan yang dihadapinya dan menjadikannya sebuah peluang

0 komentar:

Posting Komentar