HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
lengkap Praktikum Pengantar
Bioteknologi dengan judul “Pembuatan Yoghurt” yang disusun oleh :
Nama : Muhammad Syahrul
NIM :
091 404 035
Kelas/Kelompok : A/III
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, Desember
2012
Koordinator Asisten, Asisten,
Surahman Nur, S.Pd. Muh. Riswan Ramli,
S.Pd.
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Hartono,
S.Si., S.Pd., M.Biotech
NIP. 19800624 200812 1 003
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi terbagi atas bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi
konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan. Bioteknologi modern
merupakan praktik bioteknologi dengan teknik rekayasa genetika.
Bioteknologi konvensional ini
merupakan praktik bioteknologi secara tradisional karena belum terarah kepada
teknik rekayasa genetika. Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional
adalah yoghurt. Yoghurt merupakan
salah satu jenis makanan hasil fermentasi susu. Mengapa susu? Karena susu
merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Makanan ini seringkali disebut sebagai “susu basi”, hal
ini dikarenakan adanya rasa dan bau asam yang khas pada makanan basi. Mungkin
hal ini juga yang membuat makanan yang satu ini masih kurang digemari oleh
masyarakat, utamanya masyarakat Indonesia yang masih begitu asing dengan
rasanya. Namun, sebenarnya yoghurt ini adalah makanan yang layak untuk dimakan.
Apalagi di dalamnya terkandung beberapa nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh
kita.
Pengantar
Bioteknologi merupakan salah mata kuliah yang disertai dengan praktikum
sehingga kita dapat mengetahui cara pembuatan beberapa produk bioteknologi‚
utamanya produk bioteknologi konvensional. Berkenaan dengan penjelasan di atas,
pada praktikum kali ini kita akan mencoba untu membuat produk olahan susu,
yaitu yoghurt. Praktikum ini bertujuan agar praktikan lebih paham lagi mengenai
proses pembuatan yoghurt.
B. Rumusan
Masalah
1. Mikroorganisme apa yang digunakan dalam
pembuatan yoghurt?
2. Bagaimana tahap-tahap pembuatan yoghurt?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan yoghurt.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap pembuatan yoghurt.
D. Manfaat
Manfaat
dari praktikum ini adalah kita dapat memiliki keterampilan dalam pembuatan
yoghurt yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar wirausaha kelak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehidupan
kita dipengaruhi oleh bioteknologi‚ manipulasi organisme atau komponennya untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat. Bioteknologi memiliki sejarah panjang yang
mencakup praktik-praktik terdahulu seperti pembiakan selektif hewan ternak dan
penggunaan mikroorganisme untuk membuat minuman anggur dan keju. Kini
bioteknologi juga mencakup rekayasa genetik‚ manipulasi langsung gen demi
tujuan praktis (Campbell‚ 2010).
Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi,
virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi
fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut (Krisna‚ 2011).
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah
bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,
hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan
yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas
yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk
hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim (Krisna‚ 2011).
Susu yang diproduksi dari sapi setelah diperah dimanfaatkan oleh
manusia, sebagai bahan makanan baik dalam bentuk susu segar ataupun dalam
bentuk komoditi lain melalui proses pengolahan. Dalam rangka peningkatan
gizi masyarakat diperlukan zat-zat gizi
yang mudah dicerna oleh manusia. Dalam susu, kandungan laktosanya bagi beberapa
orang dapat memberikan reaksi yang berbeda dan bahkan merugikan. Oleh sebab
itu, agar gizi ini dapat dinikmati, maka diolah menjadi beberapa produk
tertentu seperti yoghurt. Dalam yoghurt, laktosa dirombak menjadi glukosa dan
galaktosa yang dapat diserap usus, dan dapat pula memberikan rasa dan aroma
yang menyenangkan (Hartono, 2012).
Yoghurt adalah susu asam yang merupakan hasil fermentasi susu oleh
bakteri asal laktat (BAL). Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan dua jenis
BAL yaitu Streptococcus termophilus dan Lactobacillus delbruecki ssp
bulgaricus sebagai starter. Selain itu ada juga yoghurt yang ditambahkan
dengan BAL yang bersifat probiotik, misalnya Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
casei, dan Bifidobacterium. Bakteri probiotik bisa hidup dan
melakukan proses metabolism di dalam usus, sedangkan S.thermophillus dan
L. delbruecki ssp bulgaricus tidak bisa hidup dalam saluran pencernaan
(Syamsir, 2009).
Untuk
membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian
besar lemak dibuang. Kedua bakteri yoghurt ditambahkan pada susu dengan jumlah
yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari
kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi
cita rasa. yoghurt yang nikmat dan bergizi siap dinikmati (Krisna, 2011).
Prinsip
pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan cara penambahan bakteri-bakteri
Lactobacillus bulgaris dan Streptoccus thermophillus. Dengan
fermentasi ini maka rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan
laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Kedua macam bakteri
tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai
komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan
pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih
berperan pada pembentukan cita rasa yoghurt (Krisna, 2011).
Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu.
Sel-sel bakteri menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan
energi dan memecah laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan
galaktosa dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan
mengubah glukosa menjadi produk akhir asam laktat.
Laktosa
→ Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam laktat+CO2+H2O
Adanya
asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu
terkoagulasi pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses ini memakan
waktu 1-3 hari yang merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2
fasa, kental dan bening encer dan rasanya asam (Krisna, 2011).
Umur simpan yoghurt sangat bergantung pada proses produksi, kondisi suhu
penyimpanan dan ada tidaknya kontaminasi. Pada yoghurt yang tidak disterilisasi
setelah fermentasi selesai, aktivitas bakteri starter biasanya tetap
berlangsung sehingga semakin lama rasa asam produk akan meningkat dan
selanjutnya juga terbentuk cita rasa pahit karena proses proteolisis.
Kontaminasi mikroba terutama kapang dan khamir buisa memperpendek umur simpan.
Untuk umur simpan yang lebih lama, dianjurkan untuk menyimpan produk di suhu
rendah (6ºC). idealnya, pada suhu rendah (4-6ºC), yoghurt bisa disimpan selama
35-40 hari. Jika produk disterilisasi setelah proses fermentasi, maka umur
simpan akan lebih lama dan dapat disimpan di suhu ruang (Syamsir, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jumat
/07 Desember 2012
Waktu :
Pukul 09.10 s.d. 10.30 WITA
Tempat :
Laboratorium Biologi Lt. II sebelah barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Toples dan penutupnya
b. Gelas ukur 1000 ml
c. Spoit steril
d. Bunsen
2. Bahan
a. Susu segar ULTRA Full
Cream
b. Plain yoghurt
c.
Alkohol
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang
diperlukan.
2. Menyemprotkan alkohol pada meja yang
hendak digunakan agar tidak ada mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi alat
dan bahan yang digunakan.
3. Mengukur volume susu segar yang hendak
digunakan sebanyak 200 ml menggunakan gelas ukur. Hal ini dilakukan secara steril dengan
menyalakan bunsen dan melakukan kegiatan di dekat bunsen.
4. Memasukkan susu ke dalam toples yang
steril. Mengusahakan agar tidak membuka tutup toples secara sempurna untuk
menghindari masuknya mikroorganisme lain.
5. Mengambil plain yoghurt sebanyak 10 ml
menggunakan spoit steril dan memasukkannya ke dalam toples yang telah berisi
susu.
6. Menutup rapat toples dan menginkubasi
selama satu malam.
7. Mengamati perubahan yang terjadi dari segi
bau, rasa, warna, kekentalan, dan kekenyalan.
BAB
IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Menyiapkan alat
dan bahan
|
Mengukur 200 ml susu
|
Memasukkan susu ke dalam toples
|
Mengambil starter menggunakan spoit
|
Memasukkan starter ke dalam toples
|
Menutup rapat toples dan menginkubasi pada
suhu ruangan selama 1 malam
|
Mengamati hasil inkubasi dari segi rasa,
bau, warna, dan tekstur
|
Tabel Pengamatan Uji Organoleptik
Rasa
|
Sedang
|
Warna
|
Putih
kekuning-kuningan
|
Bau
khas
|
Masam
|
Daya
tahan
|
35-40 hari (pada
suhu 6ºC)
|
Kekenyalan
|
Ya
|
Kekentalan
|
Ya
|
B.
Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan proses
pembuatan yoghurt. Bahan utama dari yoghurt adalah susu segar. Susu yang
digunakan kali ini bukanlah susu segar langsung dari hasil perahan, tapi
merupakan susu segar kemasan dari salah satu merk terkemuka. Walaupun begitu,
susu ini pun dapat digunakan karena merupakan susu steril dan murni jadi tidak
perlu lagi dilakukan proses pasteurisasi.
Adapun bibit (Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus) yang digunakan adalah bibit dari
yoghurt yang telah jadi. Tapi yang digunakan adalah dari golongan plain
yoghurt, bukan dari golongan yoghurt yang telah diberi rasa buah-buahan.
Adapun tahap-tahap dalam pembuatannya
yaitu penyiapan, pemberian bibit, inkubasi, dan pengamatan.
Setelah inkubasi selama 1 malam,
dilakukan uji organoleptik. Tekstur yang dihasilkan sudah agak kental dan
kenyal, warna putih bersih, namun rasanya sama sekali belum asam begitu pula
dengan aromanya. Kemudian yoghurt ini diinkubasi lagi dan pada pagi harinya,
keadaanya sudah berubah di mana sudah mulai ada cairan bening di atasnya, warna
mulai agak putih kekuning-kuningan, dan baunya agak asam. Dan setelah dicicipi,
rasanya sudah asam. Kemudian saya bandingkan dengan plain yoghurt yang digunakan,
ternyata rasanya tidak terlalu jauh berbeda hanya plain yoghurt ini lebih asam
dibandingkan hasil percobaan. Hal ini mungkin dikarenakan bakteri yoghurt hasil
percobaan ini masih membutuhkan waktu untuk mengasamkan yoghurtnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembuatan
yoghurt kali ini sudah berhasil. Di mana bibit-bibit yang dimasukkan bekerja
sebagaimana mestinya tanpa ada mikroorganisme lain yang mengganggunya. Menurut
Krisna (2011), kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula
susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus
bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus
thermophilus lebih berperan pada pembentukan cita rasa yoghurt.
Menurut Anonim (2007), bila dinilai dari kandungan gizinya, yoghurt
tidaklah kalah dengan susu pada umumnya. Hal ini karena bahan dasar
yoghurt adalah susu, bahkan ada beberapa kelebihan yoghurt yang tidak dimiliki
oleh susu murni yaitu :
- Sangat cocok
dikonsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang ditandai dengan
diare) karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah disederhanakan
dalam proses fermentasi yoghurt.
- Bila dikonsumsi
secara rutin bahkan mampu menghambat kadar kolestrol dalam darah karena
yoghurt mengandung bakteri lactobacillus. Lactobacillus
berfungsi menghambat pembentukan kolestrol dalam darah kita yang berasal
dari makanan yang kita makan seperti jeroan atau daging.
- Meningkatkan
daya tahan tubuh kita karena yoghurt mengandung banyak bakteri baik
sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat
dalam susu kita.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Mikroorganisnme yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Di
mana Lactobacillus bulgaricus
lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus
thermophilus lebih
berperan pada pembentukan cita rasa yoghurt.
2.
Adapun tahap-tahap pembuatan
yoghurt yaitu pasteurisasi (jika bukan susu steril), pemberian biakan,
inkubasi, dan pengamatan (uji organoleptik).
B. Saran
1.
Diharapkan agar praktikan selanjutnya dapat lebih baik lagi dalam melakukan
pembuatan yoghurt.
2.
Diharapkan agar laporan ilmiah ini dapat menjadi referensi bagi para
pembaca‚ baik dalam ruang lingkup
permasalahan yang sama maupun yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell‚ Neil A dkk. 2010. Biologi
Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Hartono
dan Yusminah Hala. 2012. Penuntun
Praktikum Pengantar Bioteknologi. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM
Krisna‚ Agus. 2011. Pemanfaatan
Mikroorganisme di Bidang Pangan Berbasis Bioteknologi Konvensional. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/26/
pemanfaatan-mikroorganisme-di-bidang-pangan-berbasis-bioteknologi-konvensional/.
Diakses pada tanggal 4 Oktober 2012
Syamsir,
Elvira. 2009. Peluang Usaha Yoghurt. http://ilmupangan.blogspot.com/2009/05/peluang-usaha-yoghurt.html?m=1.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2012
CV Bahagia Sukses Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam banyak bidang salah satunya adalah jasa pembuatan Rainbow slide / perosotan warna warni.
BalasHapusRainbow Slide, juga disebut sebagai empat musim salju slide atau tabung Salju kering. Pelangi slide sebagai hiburan populer dalam beberapa tahun terakhir, adalah jenis proyek hiburan yang meniru ski dengan menggunakan bahan plastik halus yang dusebut juga PE/PP yang sangat aman digunakan untuk berbagai macam pembuatan wahana. Selain itu jenis bahan ini mudah dibersihkan dalam proses perawatannya.Dirancang sempurna untuk anak - anak dan balita. Sehingga anda tidak perlu khawatir anak anda akan mengalami cedera saat bermain. Memiliki warna-warna yang cantik dan sangat cocok diaplikasikan ditempat wisata seperti :
Waterpark,
Taman bermain,
Playground, DLL.
Jadikan usaha anda menjadi lebih menarik dan berbeda dengan yang lain
Segera hubungi kami untuk mendapatkan penawaran lebih lanjut di
Wa/Telp : 0811-1252-0824 Rahma
follow juga sosial media kami untuk mendapatkan update terbaru :
https://rainbowslidejakarta.blogspot.com/
PINTESEST : rainbowslidejakarta
TWITTER : SlideRainbow